Mengenai Saya

senang bisa membantu adik-adik di luar sana yang ingin kuliah..semangat! jika ada yang membutuhkan sesuatu silakan kontak saya melalui shoutbox

Tips memilih jurusan dan perguruan tinggi

"yah kalau sudah disini mau bagaimana lagi"..."yah ko begini yah kampusnya.."...ih ko belajarnya gini banget yah? mana mata kuliahnya susah-susah lagi.."
ungkapan-ungkapan seperti ini sudah saya dengar terlalu sering semasa kuliah waktu awal-awal. jadi bagaimana cara menghadapinya? selanjutnya artikel ini akan membahas persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum memilih perguruan tinggi.

Umpamakannya begini, kalo kita ingin ke bandung menggunakan bis berarti kita harus memilih bis yang tepatkan? Kita harus cari tahu dulu jalur yang dilewati, berapa waktu yang dibutuhkan, ongkosnya berapa, apa saja yang harus dibawa, dll. Semua ini perlu agar perjalanan kita nantinya lancar. apa yang terjadi kalau sebelumnya kita tidak mencari informasi terlebih dahulu, ketika ditagih ongkos ternyata kita tidak membawa ongkos yang cukup, bisa-bisa diturunkan di jalan, hal yang sama juga dalam hal memilih jurusan atau perguruan tinggi..

YANG PERLU KITA KETAHUI

Di Indonesia saat ini terdapat 2900+ Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tersebar dari Sabang sampai Merauke (tidak termasuk Timor Leste). Ada PTS berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Akademi, dan lain-lain. Masing-masing PTS mungkin menyelenggarakan lebih dari satu program studi, dan bisa jadi suatu program studi diselenggarakan dalam 2 atau lebih jalur/jenjang pendidikan, misalnya D1, D3, S1. (Kalau kita kurang memahami istilah-istilah tersebut, saya sarankan kita membaca kembali Struktur Pendidikan Tinggi). Bagaimana kita menentukan PTS pilihan kita? Jurusan apa? Lalu jalur/jenjang pendidikannya? Faktor apa saja yang perlu kita pertimbangkan dalam menentukan pilihan tersebut? Permasalahan menjadi jauh lebih sederhana jika di kota kita hanya ada satu PTS dan, karena satu atau lain hal, kita tidak bisa kuliah di luar kota. Tetapi, kasusnya biasanya tidak demikian. Permasalahan muncul karena kita bisa memilih.

Minat

Faktor utama yang harus kita pertimbangkan adalah minat kita. Hampir boleh dipastikan, tidak ada mahasiswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi kitalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di perguruan tinggi. Sudah terlalu sering kita mendengar kegagalan mahasiswa karena ketidakcocokan dengan bidang studi yang diminatinya. Jangan sampai hal ini terjadi pada kita.

Biaya

Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan kita. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus kita perhitungkan. Kuliah di perguruan tinggi melibatkan banyak komponen biaya. Kita mungkin geleng-geleng kepala kalau saya sebutkan yang berikut ini, mulai uang pendaftaran, uang gedung, uang kuliah pokok, uang SKS, uang praktikum, uang ujian, uang jaket, uang buku, uang kesehatan, uang KKN, uang skripsi, uang ini, uang itu........ you name it. Belum lagi biaya-biaya tidak langsung, seperti biaya kos, biaya hidup, biaya transportasi, biaya buku, biaya foto copy, dan lain-lain. Kalikan itu dengan sekian tahun masa kuliah kita.

Kalau kita bisa tinggal di rumah selama kuliah, sebaiknya ini yang kita pilih. Jadi, pilihlah PTS yang ada di kota kita. Kalau harus kuliah di luar kota, usahakan untuk tinggal di rumah saudara. Ini akan sangat banyak menghemat.

Sebelum melakukan pendaftaran, tanyakan semua komponen biaya yang harus kita bayarkan di PTS yang bersangkutan. Ingat untuk kuliah kita tidak hanya membayar uang kuliah saja. Tanyakan juga waktu pembayarannya. Biasanya PTS memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan mahasiswa, misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali, uang kuliah pokok dan uang SKS tidak dibayarkan bersamaan, dan lain sebagainya. Perhitungkan semuanya jika kita tidak ingin gagal karenanya.

Prospek

Dari ratusan program studi yang ditawarkan oleh PTS, tentu tidak semuanya menjanjikan prospek pekerjaan yang cerah di masa mendatang, 4 - 6 tahun sesudah kita menginjak bangku kuliah. Ada program studi yang tidak populer, sepi peminat karena dianggap tidak menarik atau kurang memberikan harapan pekerjaan dengan hasil yang memadai. Ada juga program studi yang selalu menjadi favorit, walaupun banyak lulusannya yang menganggur. Baik karena kurangnya lapangan pekerjaan atau pun terlalu banyaknya lulusan.

Kita dituntut untuk dapat memprediksi prospek bidang studi yang kita pilih dalam memasuki lapangan pekerjaan sesudah kita lulus nanti. Sebagai contoh, pemerintah pernah menyatakan program studi hukum sebagai jurusan yang sudah jenuh karena jumlah perguruan tinggi penyelenggara dan jumlah mahasiswa yang mengambil program studi ini. Kita harus sangat istimewa di bidang ini untuk dapat bersaing dengan sekian banyak lulusan lainnya.

Apakah hal itu masih berlaku sekarang? Di era reformasi ini kita banyak melihat kasus-kasus hukum yang mulai mencuat ke permukaan. Orang bicara mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab. Banyak buruh melakukan demo menuntut haknya dipenuhi. Selesaikan secara hukum. Banyak perusahaan dan bank yang memerlukan penyelesaian hukum untuk menuntaskan permasalahan sesudah krisis ekonomi ini. Bukankah logis kalau hal-hal tersebut diselesaikan oleh para sarjana hukum?

Kita lihat juga jurusan pertanian dan kelautan. Sesudah sektor industri dan perbankan terpuruk akhir-akhir ini, orang mulai melirik lagi sektor pertanian. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, dan semuanya butuh makan setiap hari, menuntut tersedianya bahan pangan yang cukup untuk itu. Dan bukankah Tuhan memberikan tanah yang demikian subur kepada bangsa kita? Kenapa kita kalah dari Thailand misalnya dalam produksi hasil pertanian?

Bukan hanya tanah subur yang Tuhan berikan kepada kita, tetapi juga laut yang sangat luas dan kaya. Pemerintah pun menyadari hal ini dengan menunjuk seorang menteri yang bertugas untuk mengeksplorasi potensi kelautan Indonesia. Apakah bidang tersebut masih prospektif 5 tahun yang akan datang? Hei.... kita baru saja mulai.

Globalisasi? Tentu saja ini akan sangat menentukan wajah dunia masa datang. Perdagangan bebas, banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia (di antaranya karena aset negara kita terpaksa dijual kepada mereka!), semuanya menuntut stkitar dunia juga. Bahasa asing (bukan hanya bahasa Inggris), perdagangan internasional, lingkungan, peralatan berteknologi tinggi, komputer, internet, dan banyak lagi akan menjadi tuntutan yang tak terhindarkan.

Saya ingatkan, tidak ada prediksi yang benar 100%. Tetapi akan sangat berguna kalau kita bisa mengantisipasi kondisi di masa depan. Kalau kita merasa tidak mampu melakukannya sendiri, bertanyalah kepada orang tua, guru, teman, konsultan, atau siapapun. Jangan pertaruhkan masa depan kita karena ketidaktahuan ini.

Sesudah ketiga faktor di atas kita pertimbangkan masak-masak, kini tiba saatnya kita memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan kriteria tersebut. Sediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini.

Comments :

0 comments to “Tips memilih jurusan dan perguruan tinggi”

Posting Komentar

tanggapan